My Home

Minggu, 04 Mei 2014

Kangen Nge-Blog



Well kangen juga nge-blog lagi,setelah 2 tahun berlalu akhirnya sempet juga untuk liat – liat blog yang udah lama gak ditengok,hahaha

Selama 2 tahun ini bener – bener gak sempet sama nge-blog, maklum sekarang udah jadi orang kantoran, pergi pagi pulang malam, jadi ya gitu deh, hahahaha
Saat ini saya bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak dibidang manufacturing spare part mesin – mesin industri. Karir (yaelah karir, gaya banget dah, ya biar keren dikit lah,hahaha) di perusahaan ini saya mulai pada bulan Oktober 2012 yang lalu, awalnya saya mengisi jabatan sebagai IT Staff, tapi seiring waktu berlalu, jabatan pun berganti sesuai dengan urgensi pekerjaan yang harus dikerjakan, dan pada akhirnya saya menjabat sebagai seorang Accounting staff, Admin Staff, plus tetap menjalankan beberapa tugas sebagai IT Staff. Banyak hal yang bias dipelajari dari perusahaan yang sedang berkembang ini, dan jadi mengerti banyak hal yang mungkin saya tidak pernah menghiraukannya dulu.

Tapi tak terasa udah 1,5 tahun saya bekerja di perusahaan ini, ada seneng ada keselnya juga, tapi itu hal yang wajar saat bekerja, kalo hanya seneng saja atau kesel saja pasti bosen dan terasa biasa saja, dan tak ada yang terasa spesial.
Ya begitulah sekilas tentang kesibukan saya (kayaknya gak penting dah,Hahaha), semoga dengan kesibukan ini, saya masih bias berbagi cerita dengan teman – teman semua.

Sebenanya sangat banyak cerita yang mau di-share dengan teman – teman lainnya, sebagian besar jalan – jalan sih, jadi semoga sabar menunggu cerita – cerita saya selanjutnya yah ^^
hehehe
baca selengkapnya>>>

Selasa, 10 Juli 2012

How I Meet Her


Well, pertama kali aku memiliki pekerjaan dan berada posisi yang bisa dikatakan cukup “enak”, seperti itulah yang kuanggap pertama kali dan juga yang dianggap oleh orang lain, termasuk pimpinanku.
Beberapa bulan berlalu dan aku sudah menghadapi berbagai macam pegawai baru, tapi ada suatu saat ternyata ada temanku yang melamar pekerjaan di tempat kerjaku juga. Di saat test calon karyawan yang kusapa saat itu hanya teman smk ku saja, sedangkan yang lain seakan menjadi angin lalu saja(“toh aku tidak mengenal mereka”, itulah yang aku pikirkan saat itu).
Entah mengapa di saat temanku dan karyawan baru lainnya mulai bekerja, ada yang cukup mendapatkan perhatianku saat itu. Seorang karyawan baru yang akan mengisi posisi administrasi di bagian yang menjadi unggulan di tempat kerjaku saat itu, mungkin saat itu ia juga salah satu alumni kampus yang sama denganku, hanya berbeda cabang saja.
Semua berjalan seperti biasa, aku yang tidak terlalu dekat dengan karyawan bagian lain (karena pada saat itu aku diposisikan sebagai orang yang tidak bertemu dengan orang banyak) jadi tak ada hal yang lebih atau spesial pada karyawan baru tersebut. Entah beberapa lama kemudian, aku menemukan akun jejaring sosialnya dan pada saat itu langsung meng-add akunnya tersebut pada saat itu juga. Sempat suatu waktu aku mengajaknya mengobrol via chat di jejaring social tersebut, to the point, itulah yang aku lakukan pada saat bertanya padanya, pada saat itu aku bertanya “gak malam mingguan nie??”, dan mulailah perbincangan singkat kami pada saat itu. Ya mungkin lebih terkesan basa – basi saja, tapi entah mengapa ada sedikit rasa yang berbeda saat itu, tapi pada saat itu kuabaikan saja. Di chat kami selanjutnya aku memberanikan diri untuk menanyakan nomor handphonenya saat itu, setelah mendapatkan nomornya langsung saja aku mengirimkan sms kepadanya untuk memberitahunya bahwa akulah yang mengirimkan sms tersebut kepadanya.
Waktu terus berjalan, dan aku pun semakin dekat dengannya. Pada saat itu kami seringkali sms-an dan akupun sering bercerita tentang banyak hal kepadanya, dan begitu pula dengan dirinya. Sempat suatu kali aku sedang menghadapi ujian akhir semester, tanpa kusadari ternyata dia memberikan sms yang berisi “Semangat yawh ujiannya”, sms yang singkat, tapi begitu mengena di hati(ckckck,lebay aja yah,hehehe ^^). Dan di kesempatan lainnya aku benar-benar menunggunya untuk chat ym karena pada saat itu ia mengatakan bahwa ingin bercerita sesuatu kepadaku. Entah sampai jam berapa aku menunggunya sampai ia sms kepadaku untuk menanyakan aku sedang apa, dan dengan penuh harap aku menjawab “lagi nunggu chat ym sama u”, ya begitulah kira-kira sms yang aku balas pada saat itu, dan pada akhirnya kamipun mulai chatting di ym. Mendengarkan berbagai cerita yang ia sampaikan membuatku akhirnya mulai merasakan hal yang tidak biasa kepadanya.
Suatu hal yang tidak biasa ketika aku benar-benar ingin tahu lebih banyak tentangnya. Terkadang akupun mengirimkan sms yang terkesan seperti update status di jejaring sosial, seperti memberitahunya bahwa aku sedang kuliah, sedang menjenguk temanku yang sakit, atau sedang berkumpul dengan teman-temanku. Walaupun aku selalu berpikir mungkin smsku itu tidak begitu berarti untuknya, tapi entah mengapa aku ingin melakukannya.
Kesanku pada saat itu padanya adalah ia orang yang ekspresif, anda bisa tahu apa yang ia rasakan dari mimic wajahnya atau dari suaranya saja. Selain itu ia orang yang sangat bersemangat akan sesuatu yang ia sukai (ya setiap orang juga seperti itu, hehehe :P), dan satu lagi yang aku sukai dari dirinya adalah orang yang menyenangkan, dan dapat membuatku betah berlama-lama bersamanya(hehehe)…

Well, ceritanya berlanjut next time yawh ^^
Bagi yang penasaran di baca terus blog-blog setelah ini,karena pasti ada lanjutannya,hehehe ^^
baca selengkapnya>>>

Kamis, 05 Juli 2012

Buat Paspor, Gak Susah Kok

Beberapa waktu yang lalu saya menemani sang pacar (ceilah,xixixi) membuat paspor di daerah kelapa gading.
Proses pendaftaran awal yang kami lakukan adalah pendaftaran via online yang disediakan oleh www.imigrasi.go.id untuk mempermudah proses pendaftaran yang biasanya dilakukan saat datang langsung ke kantor imigrasi domisili kita.

Well, Saya ingin sedikit berbagi pengalaman dalam proses pembuatan paspor yang sebenarnya bisa dilakukan sendiri dan mudah kok..

Persyaratan yang dibutuhkan untuk pendaftaran paspor online adalah:
- Soft copy pas foto atau pas foto yang sudah di scan
- Foto Copy KTP yang sudah di scan (Bentuk foto copy-nya adalah foto copy dengan ukuran normal di kertas berukuran A4)
- Foto Copy Kartu Keluarga (KK) yang sudah di scan
- Foto Copy Akte Kelahiran atau Ijazah terakhir (salah satu saja) yang sudah di scan
- Surat Keterangan Kerja / Rekomendasi Perusahaan (Jika Ada) yang sudah di scan
Di sini semua persyaratan yang ada sudah di scan semua karena dokumen-dokumen ini yang akan di upload pada saat pendaftaran paspor online nanti.

Setelah semua persyaratan sudah kami siapkan, kami mengajukan pendaftaran paspor secara online dengan cara membuka www.imigrasi.go.id. Setelah terbuka jendela menu utama untuk pengajuan pendaftaran paspor online, kita memilih Pra permohonan personal (untuk pembuatan paspor pribadi).
Jika sudah di klik Pra permohonan personal, maka akan muncul form pendaftaran pengajuan paspor.
Pada kolom jenis permohonan, kita memilih "Baru-Paspor Biasa" (jika yang mau perpanjang paspor juga bisa kok ^^). Setelah itu kolom nomor paspor lama kita kosongkan, karena kita melakukan pendaftaran untuk paspor baru, pada kolom jenis paspor kita pilih "48H perorangan".
Mengapa kita memilih  jenis paspor 48H perorangan, karena jenis paspor tersebut ditujukan kepada perorangan yang ingin berlibur atau hanya sekedar berkunjung ke luar negri, sedangkan jenis paspor 24H perorangan adalah jenis paspor yang diperuntukkan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang ingin bekerja di luar negri.
Setelah itu kita tinggal mengisi form pendaftaran data pribadi sesuai dengan KTP atau KK yang kita miliki, karena kemungkinan akan di periksa saat di kantor imigrasi.
Seusai mengisi seluruh form pribadi yang ada, kita tinggal men-upload persyaratan-persyaratan yang sudah saya jelaskan di atas.
Setelah proses upload sudah selesai, maka akan muncul daftar kapan kita akan datang ke kantor imigrasi, di form tersebut kita tinggal memilih tanggal, dan kantor imigrasi domisili kita yang akan kita datangi, setelah itu anda akan diberikan tanda terima pra permohonan paspor yang harus anda bawa saat datang ke kanim yang telah anda pilih, dan selesailah semua proses pendaftaran paspor online.


Pada saat saya mendaftar paspor online memang membutuhkan kesabaran yang ekstra, karena terkadang server dari website dari direktorat imigrasi agak lama merespon, atau kadang kita harus mengulangi pendaftaran yang telah kita lakukan sebelumnya.
Setelah sudah terdaftar, saya bersama pacar saya pun menuju ke kantor imigrasi kelas I Jakarta Utara yang ada di daerah Kelapa Gading sesuai dengan tanggal yang telah kami daftarkan pada saat pendaftaran paspor online.
Saya sarankan kepada teman-teman agar datang sekitar jam 7 kurang agar mendapatkan nomor antrian awal.
Pada saat itu kami tiba di Kanim Kelas I Jakut sekitar jam setengah 7 pagi. Dan pada saat itu ternyata masih sepi, dan kami mendapatkan nomor urut 1 (oya, saya ingatkan kepada teman-teman, agar membawa berkas foto copy dan asli dari berkas-berkas yang sudah diupload pada saat pendaftaran). Sesaat sebelum di buka kami diberikan form pendaftaran oleh petugas Kanim untuk di isi kembali data-data pribadi. Setelah Kanim di buka,kami pun di berikan Map Kuning yang bertuliskan "Kantor Imigrasi Jakarta Utara"(ya seperti itulah tulisannya seingat saya,hehehe). Menurut beberapa teman saya yang sudah membuat paspor, kita harus membeli map kuning tersebut seharga Rp. 5000. setelah mendapatkan map kuning tersebut, kami diminta untuk membeli surat pernyataan tidak memiliki paspor yang disediakan oleh tukang foto copy yang bertempat di samping Kanim, dengan harga Rp. 8000 kita sudah mendapatkan surat pernyataan beserta materai 6000, tapi jika teman-teman sudah membawa materai sendiri, kita bisa mendapatkan surat pernyataan tersebut secara cuma-cuma (ya itu sewaktu saya yang membuat paspor sih,kalo yang lain gak tahu jg deh,hehehe). Setelah mendapatkan surat pernyataan, maka tinggal melengkapi form pendaftaran yang diberikan tadi dengan berkas foto copy yang sudah kita siapkan sebelumnya. Setelah nomor kami dipanggil, kami tinggal memberikan map kuning yang sudah lengkap dengan berkas-berkas yang telah kami lampirkan tadi.
Sedikit masalah yang kami dapatkan, karena alamat pacar saya sedikit berbeda, padahal nomor rumah,  RT, RW, Kelurahan yang tercantum di KTP dan KK sudah sama. Sedikit kesal karena petugas tersebut tetap kekeuh tidak mau menerima berkas kami, karena perbedaan yang ada. Tapi untungnya ada seorang petugas kanim wanita yang berbaik hati membantu kami, dan akhirnya berkas kami pun diterima. Awalnya kami diminta pulang dan kembali lagi ke Kanim tersebut setelah 5 hari kerja, tapi setelah kami menjelaskan bahwa kami sudah melakukan pendaftaran paspor online sebelumnya, akhirnya kami diminta untuk mengambil nomor urut kembali.
Jangan kaget dengan nomor urutnya yang sampai 325 ya hehehe, karena angka 3 itu menunjukkan bahwa kami merupakan antrian untuk pembayaran pendaftaran paspor, wawancara, dan foto, sedangkan angka 25 baru nomor urut yang sebenarnya. Setelah membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 255.000, kami pun menunggu lagi untuk mendapatkan giliran foto dan wawancara. Saat menunggu, pacar saya saat itu khawatir jika masalah perbedaan alamatnya tadi dipertanyakan saat wawancara nanti, akhirnya fokusnya pun sempat beralih dengan alasannya untuk membuat paspor.
Setelah giliran pacar saya, ia pun mulai menenangkan diri agar tidak terlihat gugup saat diwawancara nanti.
Setelah selesai di wawancara, kamipun pulang dan diminta kembali lagi setelah 5 hari kerja.

Sedikit info untuk teman-teman, perbedaan antara pendaftaran online dengan pendaftaran manual adalah pendaftaran manual kita datang hanya untuk menyerahkan berkas pendaftaran, setelah itu kita diminta kembali lagi sekitar 3 hari kerja untuk foto dan wawancara, plus ditambah lagi menunggu 5 hari kerja untuk pengambilan paspor. Sedangkan pendaftaran online, kita dapat menyerahkan berkas pendaftaran, foto, dan wawancara dalam waktu 1 hari saja, setelah itu baru menunggu 5 hari kerja untuk mengambil paspor yang sudah jadi.

Setelah 4 hari kerja, kamipun kembali lagi untuk mengambil paspor yang sudah jadi. Jadwal pengambilan paspor di Kanim adalah jam 1-3 siang. Oya saya ingatkan kepada teman-teman bahwa saat semua proses pendaftaran, foto dan wawancara sudah selesai, maka akan diberikan tanda terima pengambilan paspor oleh kanim, dan harus dibawa saat pengambilan paspor. Kami datang sekitar jam setengah dua siang, dan tinggal mengambil paspor yang sudah jadi, foto copy halaman depan, setelah itu kami melenggang pulang dengan senang karena paspor pun sudah selesai,hehehe

Well, semua prosesnya cepat kok, proses penyerahan berkas, foto, dan wawancara hanya membutuhkan waktu sekitar 3 jam saja, sedangkan pengambilan paspor hanya membutuhkan waktu 10 menit saja. Bahkan pacar saya pun tidak perlu cuti untuk membuat paspor ini, hanya perlu izin masuk siang untuk penyerahan berkas, foto, dan wawancara, dan hanya perlu izin keluar sebentar saat jam makan siant saat pengambilan paspor..

Saatnya bersiap-siap untuk jalan-jalan keluar negri deh, xixixi

Kata siapa buat paspor itu susah, ribet, dan lama.



Buat teman-teman yang mau daftar paspor online klik saja di daftar yuk
Selamat Mendaftar ^^
baca selengkapnya>>>

Selasa, 08 Mei 2012

Setitik Kenangan di Dalam Kardus Tua

Akhirnya bisa juga beli barang - barang yang diinginkan dengan hasil penghasilan sendiri.
Mungkin itulah satu hal yang terlintas di benak saya, ketika saya (akhirnya) bisa membeli berbagai macam barang mulai dari sepatu, gadget dll dengan penghasilan yang saya dapatkan selama bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa kesehatan.

Barang yang baru akan menggantikan barang yang lama.
Mungkin itulah yang saya lakukan pada waktu itu, mengganti barang - barang yang sudah lama dan menggantinya dengan yang baru. Ketika saya berusaha mencari tempat untuk menyimpan barang - barang lama tersebut, ternyata sudah cukup banyak barang saya yang sudah saya simpan sedari pertama kali pindah ke rumah ini. Bahkan ada yang belum dibuka sama sekali dari kardus - kardus yang sudah terlihat tua dan lusuh akibat  dimakan waktu, cuaca, dan kelembapan ruangan. Debu menumpuk seakan mengubah warna asli dari kardus - kardus tua itu menjadi berwarna kelabu.

Penasaran, saya membuka beberapa kardus - kardus yang menumpuk tersebut, yang bisa dikatakan belum pernah dibuka semenjak kami tiba dan menempati rumah ini beberapa tahun yang lalu. Sambil membersihkan beberapa kardus tersebut, saya mulai membukanya satu per satu...

Beberapa pajangan menyambut saya ketika saya membuka kardus pertama. Saya masih ingat dengan baik bahwa pajangan - pajangan ini merupakan pajangan yang biasanya menghiasi lemari televisi kami sewaktu kami masih tinggal di Tangerang dulu.

Ada satu pajangan yang membuat saya sedikit tertegun sejenak. Sebuah pajangan berbentuk prisma segiempat berwarna hijau yang beralaskan kayu dan berisikan sebuah miniatur dari Candi Prambanan, yang pada akhirnya membangkitkan setitik kenangan saya akan study tour ke jogja saat saya masih SMP dulu. Masih teringat dengan jelas saya menawar pajangan tersebut dengan harga yang ekstrem untuk sebuah pajangan, pada awalnya sang penjual tidak melepas pajangan tersebut dengan harga tersebut, namun setelah pada akhirnya saya mulai melangkahkan kaki menuju tempat lain, sang penjual akhirnya memanggil saya kembali dan akhirnya sang penjual tersebut merelakan pajangan yang dijualnya tersebut d lepas dengan harga yang bisa dikatakan murah untuk sebuah pajangan. Rindu dengan masa - masa itu, melakukan sebuah perjalanan yang cukup jauh bersama - sama dengan teman - teman semasa SMP dulu.

Di kardus selanjutnya, saya menemukan beberapa mainan yang sempat menghiasi masa - masa kecil saya dengan indahnya, yang membuat saya cukup menikmati masa - masa dimana saya begitu senang bermain. Beberapa mainan tersebut mengingatkan saya akan teman - teman sepermainan saya di masa SD dulu, dengan berbagai permainan tradisional dan sederhana dengan indahnya menghiasi masa - masa kami saat itu. Menemukan beberapa teman yang akhirnya menjadi sahabat - sahabat saya sampai saat ini, walaupun jarak yang memisahkan kami, namun hal itu tidak dapat membuat persahabatan kami merenggang. Benar - benar merindukan teman - teman dan permainan - permainan yang menghiasi masa - masa kecil kami dulu.

Kardus demi kardus mulai saya, dan mulai membangkitkan berbagai kenangan si saat saya masih kecil dulu, mulai dari saat saya untuk pertama kalinya sekolah di taman kanak - kanak, untuk pertama kalinya menyukai lawan jenis, hingga berbagai kenangan - kenangan yang saya habiskan degan beberapa teman - teman dekat saya untuk bermain, olah raga, dll. Teringat pula bagaimana kerasnya saya di didik dulu, sedikit saja berbuat kenakalan, maka saya harus siap dengan konsekuensi yang harus saya terima, yaitu pukulan demi pukulan dari orang tua saya.

Tak disangka bahwa saya sudah hidup selama ini, dan sudah sedemikian banyaknya kenangan dan pengalaman berharga yang saya dapatkan selama ini. Kardus - kardus ini membuat saya belajar untuk selalu bersyukur betapa beruntungnya saya, sehingga saya sampai saat ini mendapatkan hal - hal yang membuat saya belajar banyak mengenai berbagai macam hal. Juga membuat saya menghargai waktu - waktu yang saya sudah saya lewati dan juga waktu - waktu yang akan saya lewati. Karena akan ada lagi titik - titik kenangan yang akan saya dapatkan di masa yang akan datang, sehingga terus membuat saya belajar betapa indahnya hidup dan betapa berharganya saya.

Waktu akan terus berjalan, dan tidak akan pernah menunggu kita untuk menyusulnya
Karena itu buatlah kenangan - kenangan indahmu sendiri, dan berbagilah segala kenangan indahmu dengan teman - teman, sahabat, dan bahkan saudaramu.
Karena dengan itu, kamu akan begitu menghargai hidupmu yang indah.


baca selengkapnya>>>

Selasa, 21 Februari 2012

Wisata Matahari

Well, sekarang ini akhirnya ketemu juga teman – teman yang bisa membuat salah satu hobbyku ini dapat di manjakan, yaitu jalan – jalan.
Dulu benar – benar tidak akan menyangka akan dekat dengan teman – temanku tersebut, entah kenapa aku jadi dekat dengan mereka, dan bisa menyalurkan hobby jalan – jalanku ini.

Setelah melakukan perjalanan ke daerah gunung salak beberapa bulan yang lalu, dan ke daerah Jakarta Utara di akhir 2011 yang lalu, kali ini kami berencana untuk melakukan perjalanan ke daerah puncak bogor.
Dengan semagat ’45 aku bangun pagi hari itu, aku tak mau telat lagi kali ini, setelah di 2 perjalanan yang lalu aku datang cukup telat. Aku berangkat dari rumah sekitar jam 06.00 pagi (hmm,tidak pas 06.00 juga sih,tapi ya untuk mempermudah saja,hehe), sepeda motor aku arahkan ke daerah kelapa gading terlebih dahulu dengan niat menitipkan motor di kosan salah satu temanku, setelah sampai, sarapan dan menitipkan motor, aku bersama kedua temanku berangkat menuju terminal pulo gadung. Sekeluarnya kami dari kosan, kami berjalan sedikit menuju perempatan yang biasa dilewati angkot, dengan harapan kami bisa sampai disana dengan cepat. Oke,setelah menunggu sekitar hampir 20 menit, tak ada 1 angkot pun yang datang menghampiri, kami sudah bingung mau berbuat apa lagi, karena di tempat tersebut cukup sulit menemukan kendaraan umum. Seakan bagaikan malaikat yang turun dari surga, datanglah bajaj menuju ke arah kami, dan dengan sedikit pertimbangan kami pun naik bajaj tersebut. Dengan hati tenang kami melewati jalanan menuju terminal pulo gadung, tapi ternyata ada sedikit perbedaan pendapat antara kami dengan sang supir bajaj, ternyata sang supir tidak mau mengikuti jalur kami dengan alasan jalur yang akan ia tempuh menuju tanah abang(katanya sih itu daerah rute bajajnya yang seharusnya) tidak boleh dilewati oleh bajaj, terjadilah perdebatan sengit yang akhirnya kami menangkan dan si supir hanya pasrah dan mengiyakan jalur yang kami minta. Ya dengan ongkos yang sedikit kami tambahkan sebagai tanda prihatin kami pada sang supir yang harus memutar jalur yang cukup jauh untuk menuju tanah abang, kami harap “tragedi bajaj” ini tidak akan terjadi lagi.
Dengan kondisi ketelatan kami karena “tragedi bajaj” tadi akhirnya kami harus buru – buru ke terminal pulo gadung dengan sedikit berjalan kaki, agar tidak ketinggalan bus jurusan Pulo Gadung – Sukabumi.
Setelah bertemu dengan beberapa anggota jalan – jalan lainnya, kami pun langsung menuju bus yang menuju sukabumi, dan Wala, kami langsung mendapatkan bus yang kami cari. Perjalanan cukup lancar dengan bus tersebut, walaupun ada sedikit perseteruan dengan pengamen, selanjutnya lancar – lancar saja, sampai ketika bus telah masuk tol ciawi dan tercium bau gosong nan aneh dari bus tersebut, yang akhirnya bus pun berhenti dan mogok. Penumpang pun kecewa, tapi dengan sigap sang kenek langsung menghandle masalah dan “bbbrrrrrmmmm bbbrrrrmmmm bbbrrrmmm” mesin menyala lagi dan berlanjutlah perjalanan kami. Kami turun di pasar ciawi yang bertempat di dekat pintu keluar tol ciawi, di sana kami meneruskan angkot menuju tempat tujuan pertama kami “Cimory Resto”.


Sesampainya di “Cimory Resto” kami pun masuk dan mulai memesan tempat untuk menyantap menu sarapan kami pagi itu. Sekedar info mengenai Cimory Resto, ini adalah sebuah tempat yang sebenarnya untuk menjual susu khas Cimory dan makanan – makanan turunan susu lainnya, seperti yoghurt, bakpao dll. Tapi sekarang sepertinya di modernisasi dengan ditambahkan resto untuk tempat istirahat dan menyantap makanan – makanan yang ada di tempat ini.

Sebagai hidangan pembuka, kami memilih bakpao, dengan harga Rp. 5000 kami sudah mendapatkan sebuah bakpao yang baru di kukus dan masih hangat dengan rasa yang bervariasi mulai dari kacang hijau, talas, kacang merah, hingga white lotus(kami kurang beruntung karena kami kehabisan bakpao white lotus, padahal kami cukup penasaran dengan rasanya). Bersama susu khas Cimory, kami menikmati makanan pembuka kami pagi itu, setelah itu datang tortuila(ya entahlah namanya seperti apa, tapi sejenis kebab dengan isi daging ham sapi dan berbagai bahan tambahan seperti yang terdapat di kebab) pesanan kami. 2 teman kami lainnya memesan Menu sosis yang menjadi andalan dan menjadi menu yang termasuk recomanded chef. Harga tortuila sekitar Rp. 15.000 sedangkan menu Sosis berkisar antara Rp.32.000 s.d Rp. 50.000. Untuk menu sosis, harga yang ditawarkan cukup sebanding dengan rasanya yang benar – benar menggoyang lidah, sosis yang dibuat dari daging sapi atau ayam pilihan, ,benar – benar memanjakan para pecinta sosis, dan dengan panjang sekitar 30 cm, perut cukup terpenuhi untuk memulai perjalanan kami. Setelah selesai dan menikmati indahnya pemandangan puncak di pagi hari, kami mulai hunting oleh – oleh khas Cimory. Sosis yang di hidangkan tadi juga di jual dalam bentuk mentah dengan harga berkisar antara Rp. 30.000 s.d Rp. 45.000, sedangkan susu khas Cimory seharga Rp. 15.000 untuk ukuran besar, dan Rp. 13.000 untuk ukuran kecil, sedangkan harga yoghurt Cimory seharga Rp. 5.500.

Setelah puas di Cimory, kami mengarahkan langkah kami menuju Taman Matahari yang terletak di dekat situ.
Taman Matahari merupakan salah satu objek wisata permainan yang ada di puncak, berbagai permainan ada di sana, mulai dari permainan air seperti Water Bike, Paddle Boat, Perahu Dayung, dan masih banyak lagi, selain itu ada juga arum jeram yang akan meningkatkan adrenalin, dan ada juga motor ATV yang siap untuk dikendarai. Dengan Rp. 15.000/orang kami sudah mendapatkan tiket terusan di taman Matahari.

Kebingungan mencari tempat permainan untuk kami datangi, kami akhirnya memilih “Terapi Ikan” untuk kami kunjungi pertama kali. Terapi ikan bukan termasuk arena free yang ada di tiket terusan kami, jadi kami harus membayar Rp. 5.000 untuk menikmati terapi ikan tersebut. Kesan pertama ketika memasukkan kaki ke dalam kolam adalah “kok ikannya gede yah??” ya jika di lihat, ikan yang ada ukurannya lebih besar daripada ikan yang terdapat di tempat terapi ikan di mall – mall.


Rasanya pun terasa sekali ketika digigit oleh ikan tersebut, rasanya seperti kesemutan saat digigit. Seteah cukup lama kami menikmati terapi ikan kami pun menuju ke tempat bermain selanjutnya, “Perahu Dayung”.


Antrean panjang tidak menyurutkan hati kami untuk mencoba permainan yang satu ini, dan ketika giliran kami datang kami langsung mengisi kapal karet yang sudah disediakan, dan dengan PDnya kami menolak ketika ditawarkan pemandu untuk kami, dan setelah mulai mendayung, kesan pertama adalah “kok muter – muter terus yah kapalnya, kapan majunya nie??” aku yang pernah melihat orang – orang yang mendayung menganggap bahwa mendayung itu hanya “oh cuma gitu doang”, tapi ketika prakteknya, pikiran “oh cuma gitu doang” berubah menjadi “gokil, kapan majunya nih kapal”
Dengan perlahan tapi pasti kami akhirnya maju dan mengikuti rute yang ada, dengan PDnya kami melewati rute sebanyak 2 kali(seharusnya sih 1 kali aja sebenarnya), karena sudah merasa jadi kelompok yang paling lama, kami akhirnya kembali ke tempat pemberhentian terakhir kami, dan turun dengan kondisi alas kaki basah kuyup.
Puas dengan dayung mendayung, beberapa dari kami ingin mencoba “Paddle Boat”, sejenis sepeda besar dengan kapasitas 2 penumpang yang di genjot berdua. Kali ini aku tidak mencobanya, karena yang pasti akan sangat melelahkan untuk menggoes Paddle boat tersebut, dan alasanku terbukti, kesan untuk mereka adalah “kok goesnya susah yah??” begitulah perkiraan kesan mereka, ketika mereka mencoba sepeda ukuran jumbo dengan dua roda belakang sebagai penggerak, dan satu roda depan untuk mengatur arah.


Dengan mengeluarkan segenap kekuatan yang tersisa, akhirnya mereka selesai juga, bertepatan dengan selesainya ke-4 temanku itu, hujan mulai turun, dan kami mulai mencari tempat berteduh. Sambil menikmati menu makan siang kami, kami berteduh di sebuah tempat makan yang memiliki semacam gazebo yang melindungi kami dari hujan.
Setelah hujan reda, dan makanan kami selesai di santap, kami mulai mengantri lagi di sebuah wahana air bernama “Water Bike”, ya seperti naik bebek – bebekan yang ada di ancol, dengan di goes seperti sepeda, sang kapal akan berjalan sesuai dengan arah kami inginkan.


Permainan yang tidak menuntut tenaga besar ini sebenarnya mengasyikkan jika lama, namun apa daya kami rute yang di berikan ternyata begitu pendek dan, akhirnya selesai. “kurang puas” mngkn itulah pendapat kami, tapi mau bagaimana lagi, rutenya hanya segitu dan tidak buat lama juga. Jadi akhirnya kami beristirahat sejenak sambil menunggu 2 teman kami yang ternyata begitu lama main Water Bike, aku jadi bingung dan timbul pertanyaan “lewat rute mana yah mereka, kok lama nyampenya??”
Setelah ke-2 temanku itu selesai, akhirnya kami tahu alasan mereka lama, ternyata mereka melalui rute yang tidak lazim untuk di lalui, dan sebenarnya bukan rutenya, pantas saja mereka cukup lama.
Well, hari sudah mulai sore dan akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Di perjalanan kami menuju pintu depan Taman Matahari, ternyata hujan kembali turun, dan kami terpaksa harus berteduh sebentar. Dengan bermodalkan payung yang ada, kami menuju pintu gerbang Taman Matahari, tapi karena hujan terlalu deras, kami terpaksa berteduh lagi. Hangatnya jagung rebus benar – benar menggoda kami untuk membelinya di suasana yang cukup dingin. Ketika jagung kami habis, hujan pun reda, dan kami meneruskan perjalanan kami, perjalanan menanjak yang memerlukan tenaga ekstra membuat kami sedikit kelelahan, dan akhirnya, sampai juga kami di depan pintu gerbang Taman Matahari, dari sana kami meneruskan perjalanan pulang kami dengan angkot, dan berhenti sejenak untuk membeli oleh – oleh khas puncak “Ubi Madu Cilembu”, ubi yang jadi favorit oleh – oleh tempat ini memang di gandrungi para wisatawan, dengan pilihan harga yang beragam, ubi pun disediakan yang sudah di oven dan yang masih mentah, jadi kita bisa memilih sesuka kita.

Setelah membeli oleh – oleh, kami pun naik angkot lagi untuk menuju  pasar ciawi, tempat kami akan naik bus. Hujan lagi – lagi mengguyur, dan kota hujan memang pantas diberikan kepada bogor, karena seringnya hujan di kota ini. Di tengah hujan kami berusaha untuk mencari bus menuju Pulo Gadung, namun di luar perkiraan kami, bus tersebut ternyata sudah berangkat, akhirnya kami memilih bus menuju Kampung Rambutan.
Sesampainya kami di terminal kampung rambutan, salah satu anggota kami sudah dijemput dan dari situ kami berpisah. Melanjutkan perjalanan pulang kami, kami memilih bus menuju Pulo Gadung.
Sesampai di Pulo Gadung, kami memutuskan untuk naik taksi menuju kosan temanku tempat aku menitipkan motor, di tambah dengan 2 orang lagi, setidaknya mala mini tidak akan terlalu sepi kondisinya,hehe.
Setelah istirahat sejenak, kami memutuskan untuk makan malam di sekitar kosan temanku, setelah itu kami bersiap – siap menuju rumah masing – masing.

“Tidak peduli kemana kita pergi, yang terpenting adalah dengan siapa kita melakukan perjalanan”
baca selengkapnya>>>

Sabtu, 14 Januari 2012

Clap Your Finger

 Ketika kamu merasa sendiri maka cobalah melakukan hal ini, maka kamu akan merasa lebih baik..
^^

Tepuk tanganmu dengan 1 jari dan ucapkan kata ini di dalam hatimu :
Di saat aku sendiri, akan selalu ada saudara dan keluarga yang selalu menemaniku dan mendukungku di saat aku jatuh dan dalam permasalahan yang menyulitkanku.

Tepuk tanganmu dengan 2 jari dan ucapkan kata ini di dalam hatimu :
Lalu datanglah sahabat – sahabatku yang hadir menyemangatiku dan memberikan kekuatan kepadaku untuk menjalani hari – hariku yang berat.

Tepuk tanganmu dengan 3 jari dan ucapkan kata ini di dalam hatimu :
Datanglah teman – temanku yang selalu membuatku tersenyum, membuatku tertawa, dan membuat semangatku kembali untuk melewati hari – hariku bersama dengan mereka.

Tepuk tanganmu dengan 4 jari dan ucapkan kata ini di dalam hatimu :
Dan datanglah teman – temanku lagi, dan lebih banyak lagi dari sebelumnya, yang terus menerus membuat semangatku bangkit dan membantuku melewati masa – masa sulitku.

Tepuk tanganmu dengan 5 jari dan ucapkan kata ini di dalam hatimu :
Tepuk tanganmu untuk semua keluarga, saudara, sahabat, dan teman – temanmu yang hadir untuk menemani, membantu menyemangati, menghibur, memberikan kekuatan, dan membantumu melewati hari – hari sulitmu dan keluar dari setiap permasalahan yang kamu hadapi.

Jangan pernah berpikir jika kamu sendiri, dan tak ada yang mau membantumu
Karena sesungguhnya akan ada banyak orang yang bersedia untuk membantumu, dan menemanimu melewati dan keluar dari masa – masa sulitmu.


1 Kalimat untukmu "You're Not Alone, Cz you still have us, your family, best friends, and friends"



baca selengkapnya>>>

Jumat, 23 Desember 2011

Wisata Bahari

Setelah melakukan perjalanan di daerah selatan Jakarta alias Bogor, hari minggu yang lalu aku bersama teman – teman kantor (anggotanya sih sama dengan yang jalan – jalan ke bogor, hanya ada 1 orang yang akhirnya tidak bisa ikut. Walaupun begitu, ada rekan – rekan lain yang ikut di perjalanan kali ini ^^, dan yang pasti perjalanan kali ini lebih ramai) melakukan perjalanan mengitari daerah sekitar pesisir Jakarta Utara.

Ok, kali ini aku akui sedikit telat lagi (padahal udah bangun pagi, sempet cuci motor dan melakukan kegiatan pagi lainnya) tapi mungkin kegiatan paginya terlalu banyak, jadinya telat dah,ckckckck.

Datang ke tempat berkumpul disambut dengan wajah masam teman - teman yang sudah bosan menunggu dan akhirnya akupun lupa memperkenalkan teman kampusku kepada teman – teman kantorku (ckckckck,yang satu ini bener – bener lupa dah), dan akhirnya kamipun langsung berangkat menuju tempat tujuan pertama kami.

Ok, sekarang dijelaskan dulu ya rute perjalanan kami kali ini.
Tempat kumpul (Kelapa Gading) à Pelabuhan Sunda Kelapa à Galangan VOC à Museum Bahari à Kompleks Kota Tua à Muara Angke.

Dan perjalanan pun dimulai….
Sebenarnya sih aku gak PD juga jadi penunjuk jalan untuk yang lainnya, tapi mau bagaimana lagi, yang tahu jalan dan pernah ke tempat tujuan pertama ini baru aku saja (ya kalo ada yang udah pernah sih gak tahu juga, tapi yang pasti kalo orang itu pernah ke tempat ini, orangnya pasti males dah nunjukin jalannya, haha ^^).
Well dengan PD kami pun berangkat ke Pelabuhan Sunda Kelapa.
Sesampainya di sana, ternyata yang kami dapatkan adalah…
Jrrrreeeeennnnngggg…
Di luar perkiraanku, aku pikir di pagi hari acara bongkar muat dari kapal belum dilakukan (waktu pertama kali aku datang, kondisi sudah malam dan gak banget dah buat dikunjungi apalagi untuk foto – foto,ckckck), tapi ternyata orang pelabuhan memang rajin, pagi – pagi udah bongkar muat dan kondisinya pun cukup ramai, dan akhirnya kami memilih tempat yang sedikit sepi dan tidak ada kegiatan bongkar muat.
Kami pun berusaha mengurangi sedikit kekecewaan dengan berfoto – foto ria (ya dengan sedikit meyakinkan beberapa orang untuk ikut berfoto – foto juga sih, hehehe ^^).


Kami pun tidak menghabiskan waktu yang lama di sana dan melanjutkan perjalanan kami menuju Galangan VOC.
Ok, pertama kali aku mendengar kata Galangan VOC adalah sebuah tempat yang menyimpan segala perlengkapan kapal – kapal di masa VOC dulu, ya istilahnya mirip museum lah ya (mengingat kata “GALANGAN” adalah sebuah tempat untuk membuat kapal atau perbaikan kapal), tapi setelah mengunjungi tempat tersebut, tenyata hanya namanya saja “Galangan VOC”, mungkin tempat tersebut dulunya sebuah Galangan, namun akhirnya saat ini di ubah fungsi dan kondisinya menjadi sebuah Café dan Resto dengan nama “Galangan VOC Cafe”.
Well, gagal berfoto – foto di area dalam café Galangan VOC kamipun hanya bisa berfoto di area depan Café tersebut (ya cukup baguslah untuk sekedar berfoto – foto).

Sedikit kecewa karena tidak bisa berkeliling lebih lama di Galangan VOC, kami pun mengarahkan kendaraan kami menuju ke Museum Bahari yang sebenarnya hanya terletak di seberang jalan dari Galangan VOC.

Dengan semangat kamipun segera menuju Museum Bahari.
Setelah memarkir kendaraan kami, kami pun segera menuju pintu masuk Museum Bahari.
Kondisi bangunan kuno yang bisa dibilang seperti benteng ini membuat kami tertarik untuk berfoto – foto sejenak di sekitar pintu masuk. Saking asyiknya kamipun sempat di tegur untuk membeli tiket terlebih dahulu untuk masuk ke area Museum Bahari. Kesenangan yang sempat terhenti untuk membeli tiketpun kami lanjutkan ketika masuk ke dalam area museum, bisa di katakan harga tiket masuk cukup terjangkau, dengan merogoh kantong sebesar Rp 2.000, kami sudah dapat berkeliling mengitari Museum Bahari.

Ya namanya juga “Museum Bahari” isi dari museum ini adalah miniatur dari kapal – kapal jaman dulu, maket peta daerah sekitar Museum Bahari ketika VOC alias Belanda masih meduduki daerah Jakarta yang dulu disebut Batavia. Beberapa kapal dengan ukuran asli pun terdapat di museum tersebut, hanya saja sepertinya perawatan untuk kapal – kapal dengan ukuran asli, miniatur, dan beberapa peninggalan lain yang berhubungan dengan kapal, mercusuar dan lainnya kurang terawat, sehingga terdapat banyak debu, kondisinya sudah sedikit rusak dan kondisi bangunan pun sedikit kurang baik, mungkin karena udara yang lembab dan kurangnya perawatan dari petugas museum.






Berfoto – foto di dalam ruangan pun agaknya kurang maksimal karena pencahayaan dari ruangan yang kurang bagus, sehingga foto yang dihasilkan pun kurang memuaskan(ya ada sih beberapa ruangan yang cukup bagus pencahayaannya sehingga foto – foto kami cukup bagus dan layak dipajang, hehe ^^)

Setelah lelah berkeliling museum, kami pun istirahat sejenak untuk menikmati snack yang sudah disiapkan. Setelah istirahat kami pun mengarahkan langkah kami ke toko souvenir yang berlokasi di depan Museum Bahari. Setelah beberapa dari kami mendapatkan souvenir yang mereka inginkan, kamipun mengarahkan langkah kami menuju kendaraan kami dan menuju ke kompleks Kota Tua (Sebenarnya sebelum ke kompleks Kota Tua, kami berencana ke Menara Syahbandar yang terletak hanya beberapa meter dari Museum Bahari, tapi setelah melihat tempat tersebut, kami akhirnya tidak jadi dan langsung menuju kompleks Kota Tua.

Sesampainya di kompleks Kota Tua, kami melangkahkan kaki kami menuju Museum Fatahillah.Dengan biaya Rp 2.000 untuk umum dan Rp 1.000 untuk pelajar / mahasiswa kami sudah dapat mengitari dan menikmati Museum Fatahillah. Well, bisa dibilang ini adalah Museum kompleks Kota Tua yang paling ramai dikunjungi, entah mengapa tapi sepertinya karena beberapa museum lain terlihat biasa saja dibandingkan dengan Museum Fatahillah.


Dengan perabotan yang masih dalam proses pemugaran alias perbaikan, Museum tersebut masih terlihat menarik untuk dijadikan objek berfoto ria. Jika diperhatikan perbedaan yang sangat mencolok antara Museum Bahari dan Museum Fatahillah adalah perawatan setiap peralatan dan objek koleksi yang dipajang di kedua museum tersebut.
Jika di Museum Fatahillah setiap objek koleksinya terawat cukup baik (walaupun ada yang sedikit rusak) sedangkan di Museum Bahari, bangunan serta objek koleksi yang dipamerkan terlihat kurang terawat. Mungkin karena jumlah pengunjung di Museum Bahari jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Museum Fatahillah, sehingga pendapatan retribusi untuk perawatan bangunan dan objek koleksi pun benar – benar kurang.

Ok cukup dengan curhatnya dan kembali ke jalan – jalan…
Setelah dari Museum Fatahillah kami pun sedikit galau dengan tempat tujuan kami berikutnya, mau ke Muara Angke sepertinya masih kesiangan, tapi untuk menunggu waktu menuju ke sana mau kemana lagi??
Akhirnya kami pun memutuskan untuk berangkat menuju Muara Angke (walaupun saat itu kami anggap masih terlalu siang untuk ke sana). Satu hal yang sedikit mengecewakan adalah teman kampusku akhrinya memutuskan untuk pulang terlebih dahulu dan tidak ikut ke tempat tujuan terakhir kami, yaitu Muara Angke.
Well, akibat tidak tidur semalaman akhirnya temanku menyerah juga karena cukup kelelahan, dan akhirnya memutuskan untuk pulang dan istirahat. Ya walaupun begitu kami cukup senang karena temanku tersebut bisa bergabung untuk menikmati jalan – jalan seru bersama kami.

Well, kami pun melanjutkan perjalanan kami ke Muara Angke.
Aku sebagai penunjuk jalan benar – benar blank jalur ke arah Muara Angke sebenarnya, perjalanan menuju Muara Angke benar – benar memanfaatkan penunjuk arah dan GPS yang ada. Ya walaupun agak nyasar – nyasar dan sedikit galau dengan jalan yang ditempuh, akhirnya kamipun sampai juga ke Muara Angke, tepatnya pasar Muara Angke.

Saatnya berburu bahan makanan (Yiipppeeee) ^^
Ok sekarang saatnya untuk mencari bahan makanan mentah yang nantinya akan kami minta olah d rumah makan yang ada di dekat pasar Muara Angke.
Buruan pertama kami adalah Ikan Baronang, beberapa orang memang merekomendasikan untuk membeli Ikan tersebut. Setelah menemukan pedagang yang menjual ikan tersebut, terjadilah proses tawar menawar yang sengit untuk mendapatkan harga yang pas untuk kami. Dan akhirnya kami pun mendapatkan 2 ekor Ikan Baronang dengan berat 1 kg seharga Rp. 35.000. Perburuan pun berlanjut ke Cumi, cukup kecewa ketika kami tidak mendapatkan Cumi yang kami inginkan, namun memang sudah rejeki kami, kami menemukan ibu – ibu yang menjual cumi, ya walaupun berukuran kecil, tapi karena banyak dan kalau di hitung beratnya kami bisa mendapatkan lebih dari 1 kg cumi dengan harga hanya Rp. 20.000
Kerang Hijau pun menjadi sasaran perburuan kami selanjutnya, dengan harga Rp 14.000 kami sudah mendapatkan 2 kg Kerang Hijau.
Setelah berencana untuk mengakhiri perburuan kami, ternyata ada 1 lagi jenis hewan laut yang bentuknya sedikit aneh tapi katanya sih enak. Bentuknya mirip dengan Lobster tapi ukurannya lebih kecil dibandingkan Lobster namun ukurannya lebih besar dibandingkan dengan udang. And then kami akhirnya tahu bahwa hewan tersebut dinamakan Udang Cengkrek (ya katanya sih namanya itu), harganya bisa dibilang murah, kami mendapatkan sekitar 6-7 ekor dengan harga Rp. 10.000 saja.

Ok, kami rasa sudah cukup dan saatnya mencari tempat untuk mengolah bahan makanan mentah yang telah kami beli.
Well, beberapa orang di Muara Angke merekomendasikan Rumah Makan Baruna 12 sebagai tempat makan yang pantas untuk dikunjungi karena masakan mereka yang terkenal enak. Dan akhirnya kamipun menuju tempat makan tersebut.

Tempat yang cukup nyaman, mereka menyediakan tempat untuk lesehan dan juga di meja makan, sehingga memberikan opsi kepada pengunjung untuk memilih tempat. Dan kami salah satu yang memilih opsi lesehan.
Kami mulai menanyakan biaya ongkos untuk memasak dan biaya tambahan yang harus ditambahkan nantinya. Well, ongkos memasak sekitar Rp 20.000 per kg dengan pilihan masak asam manis, saus padang, dan saus tiram, sedangkan ongkos rebus Rp 10.000 per kg, dan untuk ongkos baker, tidak dikenakan ongkos sama sekali alias free atau bahasa prancisnya Gratis, xixixixi ^^
Untuk nasi di charge Rp. 10.000 per orang yang berisi nasi, sambal, lalapan dan segelas air putih.

Akhirnya kami memutuskan untuk memilih opsi bakar untuk ikan baronang dan udang cengkrek, sedangkan untuk cumi kami memilih opsi dimasak saus padang, dan untuk kerang hijau direbus. Setelah di cek barang belanjaan kami oleh pelayan, akhirnya sang pelayan pun berkata, “Mba dan Mas, ini udang cengkrek, kalo dibakar pasti gosong semua, dan gak dapet banyak daging, lebih baik di masak aja, lagipula kalo dimasakpun dagingnya gak banyak, gimana ni mba dan masnya, mau tetep di bakar atau dimasak??”
Galaupun melanda, memilih antara opsi bakar atau dimasak, dan akhirnya kami pun memilih opsi dimasak.
Dan untuk minuman sekaligus pencuci mulut kami memesan kelapa muda yang 1 paket dengan es batu dan sirup seharga Rp. 10.000.

Kekecewaanpun melanda kami akibat pernyataan dari sang pelayan tadi mengenai udang cengkrek yang kami beli. Karena beberapa dari kamipun membeli udang tersebut untuk dibawa pulang.

Makanan Kami Datang….
Wah makanannya terlihat enak, aku yang sebenarnya tidak begitu suka dengan seafood, cukup tergoda untuk mencoba beberapa menu yang sudah dipesan.
Ikan Baronang bakar dan Cumi saus padang benar – benar menggoda untuk dicicipi.
Datang lagi Kerang Hijau rebus dan Udang Cengkrek asam manis menghiasi tempat makan kami (jujur untuk makanan kloter kedua yang datang ini, aku kurang begitu tertarik, mungkin karena kurang suka dengan dua jenis makanan tersebut dan males juga membuka dan mengupas kulitnya, hehe ^^).




Setelah beberapa dari kami mencoba udang cengkreknya ternyata dagingnya cukup enak dan banyak, tapi tetap saja kenikmatan yang mereka tunjukkan belum dapat menggodaku untuk mencicipi makanan tersebut.


Well done, perut kami pun kepenuhan, walaupun belum dapat menghabiskan seporsi kerang hijau dan beberapa udang cengkrek yang akhirnya kami bungkus untuk dibawa pulang. Istirahat sejenak sambil menikmati kelapa muda yang menjadi menu pencuci mulut kami.setelah itu kami pun berencana untuk pulang, tapi sebelum itu ada satu tempat yang cukup menarik di sekitar tempat makan terdapat satu rumah makan juga yang terletak sedikit ke arah laut sehingga untuk menuju ke rumah makan tersebut harus melalui jembatan yang tersedia. Pemandangan indah membuat kamipun kembali berfoto – foto ria untuk kami jadikan kenang – kenangan. Setelah puas menikmati indahnya pemandangan di pesisir laut, kamipun pulang menuju rumah masing – masing.




Perjalanan menyenangkan yang dihiasi dengan pemandangan pesisir laut dan segala perangkat yang berhubungan dengan laut menjadi tema utama perjalanan kami kali ini.

So, semoga perjalanan kami kali ini dapat menginspirasi para pembaca untuk jalan – jalan ke tempat yang kami kunjungi kali ini.

Seperti yang saya katakan di perjalanan yang lalu..
“Tak peduli kemana kita pergi yang terpenting adalah dengan siapa kita pergi dan melakukan perjalanan”

See ya in the next journey ^^
baca selengkapnya>>>
HackingUniversity - Hacks • Pranks • Tricks • How-Tos.Get Falling Snow Effect