My Home

Rabu, 30 November 2011

Wisata Jalan - Jalan

Well akhirnya hari yang kutunggu – tunggu datang juga.
Dengan persiapan yang seadanya akhirnya aku berangkat dari rumah dengan terburu – buru karena bangun tidur di luar target yang diharapkan (ya istilah anak gaulnya kesiangan,hehe). Untung saja temanku pun sedang bersibuk – sibuk ria dengan persiapannya untuk berangkat, sehingga rasa bersalahku karena telat datang menjemputnya sedikit berkurang (#ngeles hehe). Aku dan temanku berencana untuk bertemu dengan teman kami lainnya di terminal Kp. Melayu. Ketika semua anggota sudah lengkap, kami segera mengarahkan langkah kami menuju tempat tujuan kami selanjutnya yaitu Stasiun Tebet.

Kami beruntung ketika sampai di stasiun, kereta yang kami tumpangi datang tidak lama setelah kami membeli karcis (dengan Rp. 7000, termasuk biaya yang cukup murah mengingat jarak yang cukup jauh dari jakarta menuju bogor), dan “We go to Bogor”…

Setibanya kami di Stasiun Bogor, tempat pertama yang ingin kami datangi adalah tempat makan, Ya, mengingat beberapa dari kami ada yang bahkan belum sarapan, tempat ini merupakan tempat yang sangat tepat untuk mengisi tenaga kami, mengingat perjalanan yang kami tempuh sangatlah panjang. Kebetulan di depan stasiun berjejer penjual makanan, sehingga dengan mudah kami dapat memilih makanan yang akan kami jadikan sarapan.

Setelah perut dan tenaga kembali terisi, kami pun langsung mencari angkutan yang akan membawa kami tujuan pertama yaitu “Parahyangan Agung Jagatkartta”. Ya karena angkutan kota alias angkot yang ada di luar stasiun tidak ada yang menuju tempat tujuan kami, kami harus transit di BTM [Bogor Trade Mall] (bukan ATM yah, hehe ^^), lalu meneruskan perjalanan lagi dengan angkot yang menuju ke tempat tujuan kami.

Well, kami merasa beruntung lagi ketika hampir sampai tempat tujuan sang supir menawarkan untuk mengantarkan kami sampai ke tempat tujuan. Ternyata dari jalan utama yang biasa di lalui para angkot, tak ada satupun angkot yang melewati Parahyangan Agung Jagatkartta (dari pertigaan jalan utama yang dilalui angkot, jika ingin ke parahyangan kita harus belok ke jalan yang dapat mengantar kita langsung ke depan parahyangan tersebut). Inilah papan penunjuk jalan Parahyangan Agung Jagatkartta.

Mendapat tawaran menarik dari sang supir kami pun menyetujui ide brilian tersebut, dan diantarlah kami sampai di depan Parahyangan Agung Jagatkartta. Ya selain dapat mengirit tenaga kami (tapi tidak mengirit ongkos), perjalanan dapat ditempuh lebih cepat dibandingkan dengan jalan kaki.

Dengan sedikit ragu kami pun memberanikan diri untuk masuk menuju area Parahyangan tersebut, dan berbincang sejenak dengan orang – orang yang ada di parahyangan tersebut sembari meminta izin untuk masuk ke area yang lebih dalam lagi. Dengan memakai kain pengikat pinggang dan selendang (sebenarnya sih mirip sarung,hehe) kami memasuki area parahyangan dengan beberapa peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pemandangan yang begitu “Amazing” langsung kami dapati ketika memasuki area Mandala Utama, sebuah tempat luas yang terdapat patung Shri Ganesha dan beberapa tempat lainnya. Karena kami tidak diperbolehkan masuk ke area meditasi ( peraturan parahyangan menyatakan bahwa yang boleh masuk ke area meditasi, hanya orang – orang yang berniat untuk bermeditasi saja, selain itu tidak diperbolehkan), kami memanfaatkan pemandangan indah sebagai objek background foto – foto kami. Beberapa saat kami berfoto – foto kami sempat di hampiri oleh seorang penjaga parahyangan yang memberikan sambutan selamat datang dan beberapa nasihat atau dalam bahasa prancisnya wejangan ^^. Setelah berfoto bersama dengan kami sang penjaga pun kembali ke aktivitas sebelumnya (dan kami pun bisa berfoto ria kembali,hahay).


Menjelang pulang kami pun tidak lupa untuk pamit kepada beberapa penjaga parahyangan yang ada, dan kami pun melanjutkan perjalanan kami selanjutnya. Setelah keluar parahyangan satu – satunya alat transportasi yang dapat kami gunakan yaitu kaki kami sendiri. Ya mengingat tidak ada angkot yang lewat, dengan sangat senang (bener gak ya pada senang??xixixi) kami pun berjalan kaki sampai ke jalan utama yang dilalui angkot. Di sepanjang jalan yang cukup sepi itu, perjalanan kami dihiasi dengan pemandangan – pemandangan yang indah dari lereng gunung salak (jangan tanya kenapa disebut gunung salak karena aku pun tak tahu alasannya, mungkin dulu ada yang tanam pohon salak atau yang menemukan itu sambil makan salak, ya pokoke begitulah).

Sesampainya di jalan utama, kami pun bersiap untuk menuju tempat selanjutnya, Permandian Air Panas Ciparay..
Dengan gambling kami mencoba untuk bertanya tempat tersebut berada(maklum bermodalkan peta dari google dengan skala yang besar, sulit menemukan tempat tersebut, sayangnya temanku itu tidak membawa peta dora agar kami dengan mudahnya bertanya pada “peta”,hehehe ^^), ada orang yang mencoba berbaik hati menawarkan kami untuk mencharter atau bahasa kerennya “menyewa” angkot.

Well dengan tawar menawar kami pun mendapat harga yang cocok lalu pergilah kami ke tempat tujuan kami tersebut.

Sesampainya di tempat tujuan, keyakinan kami akan tempat tersebut memudar..
Jalan setapak yang sempit nan becek pun menyambut kedatangan kami. Dengan galau pun kami berjalan menuju tempat permandian air panas tersebut. Dan Sesampainya di tempat tujuan…
JJJrrrreeeeennnnnggggg kekecewaan melanda karena itu bukanlah tempat yang kami maksudkan, melihat tempat permandian tersebut yang lebih mirip kolam ikan yang berisi para pria bermuka mesum, kami pun langsung menyatakan “balik kanan” dan menuju tempat tujuan kami yang lainnya.

Dengan Semangat bercampur sedikit kecewa kami berangkat ke “Curug Nangka” (Yipppeee).
Dengan angkot kami pun kembali ke Curug Nangka yang sempat kami lewati tadi. Tantangan selanjutnya pun menunggu, Jalan menuju Curug Nangka.
Dengan merogoh kantong sebesar Rp. 7500 kami sudah dapat masuk ke area curug nangka tanpa ada biaya tambahan lagi (kalo jajanan atau makanan dan minuman pastinya bayar lagi yah,^^)cukup murah untuk para penggemar jalan - jalan, selain murah, pemandangan indah pun bisa dinikmati ^^




 Well sambil menikmati bekal yang kami bawa, kami berjalan menikmati indahnya alam yang bisa dibilang sulit kami dapatkan mengingat kami adalah warga kota yang selalu dihiasi dengan gedung bertingkat dan jalan – jalan tol.(ok kembali ke jalan – jalannya) Disambut dengan hutan pinus yang indah, kekecewaan kami terasa terobati dengan indahnya tempat tersebut, udara segar, rindang, dan membuat betah berlama – lama di sana.
Perjalanan panjang dengan berjalan kaki benar – benar cukup melelahkan, tapi terbayarkan dengan air terjun yang menyambut kami dengan airnya yang dingin dan segar, percikan air terjun yang langsung mengenai tubuh serasa di pijat oleh ahli dan membuat tubuh merasa nyaman, sehingga membuat ingin rasanya berendam lama – lama di sana. Hal yang tidak kami duga pun terjadi, hujan turun dengan deras, sehingga membuat kami berteduh sambil menikmati menu makan siang kami yaitu mie rebus, yang cukup membuat tubuh kami kembali merasa hangat.

Redanya hujan membuat kami antusias untuk kembali berendam, tapi suhu dingin membuat kami memilih untuk langsung berbenah dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan kami. Setelah berfoto untuk mengabadikan kunjungan kami, kami pun segera menuju ruang bilas  untuk mandi lalu bersiap untuk melanjutkan perjalanan kami selanjutnya.

Dengan ojek kami berangkat ke jalan utama dimana angkot – angkot berjejer menunggu para penumpangnya, kami memilih ojek karena selain mempersingkat waktu kami berusaha menyimpan tenaga kami untuk perjalanan selanjutnya. Setelah di dalam angkot, kami pun sepakat untuk ke SKI (Sumber Karya Indah)…

Aku benar – benar blank dengan tempat tersebut, katanya sih itu tempat foodcourt, factory outlet sekaligus tempat bermain dan wisata keluarga yang bertempat di daerah Tajur Katulampa. Dengan sedikit membayangkan tempat tersebut, kami pun sampai ke tempat tujuan. Kami masih harus memasuki area tempat wisata tersebut dengan berjalan kaki sekitar 500 m jaraknya. Di sambut dengan beberapa kolam ikan berisi ikan koi, sebuah kandang rusa, dan kandang angsa semakin memperindah suasana alami di sana.

Setibanya kami di dalam tempatnya ternyata sangat ramai, sebuah tempat wisata yang dihiasi oleh berbagai hewan – hewan mulai dari ikan koi di berbagai kolam, di tambah dengan kura – kura dan seekor hewan purba bernama Paraima apa gitu(hehe maaf sedikit lupa). Sulit bagi kami melihat hewan tersebut karena hewan tersebut selalu menyelam dan jarang menampilkan dirinya di permukaan. Perjalanan kami pun berlanjut ke factory outlet yang ada, dan melihat – lihat beberapa barang yang di jual di sana. Setelah waktu mulai sore kami pun melangkahkan kaki kami menuju pasar yang berada di dekat kebun raya bogor. Ketika menuju jalan utama tak disangka hujan kembali turun, sehingga kami pun harus mempercepat langkah kami untuk mendapatkan angkot, walaupun kami cukup terlindungi oleh payung yang kami bawa.

Well, angkot yang kami tumpangi langsung bergerak menuju terminal bogor, dari terminal bogor menuju pasar kami tempuh dengan berjalan kaki. Perjalanan yang cukup jauh membuat kami sedikit kelelahan. Pasar yang sudah terlihat membuat kami cukup bersemangat untuk mempercepat  langkah kami agar segera sampai sehingga bisa melepas lelah dan berbelanja beberapa oleh – oleh untuk kami bawa pulang..

Setelah puas berbelanja dan kami mendapatkan barang yang kami jadikan oleh – oleh, langkah kamipun menuju kembali ke BTM dengan berjalan kaki lalu melanjutkannya dengan naik angkot menuju stasiun Bogor. Setibanya di stasiun Bogor kami langsung membeli karcis untuk pulang menuju Stasiun Tebet.

Menunggu adalah hal yang paling menyebalkan, dan itulah hal yang harus kami lakukan untuk pulang. Menunggu kereta yang datang menjemput kami benar – benar menjadi hal yang tidak terlalu membosankan karena adanya obrolan – obrolan yang membuat kami sedikit lupa akan waktu. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 19.30, membuat kami bersiap – siap untuk menyambut kereta yang datang di jalur nomor 2 (kata petugasnya sih kereta kami di jalur 2), aku pun sedikit kesal sehingga aku kembali bertanya ke petugas terdekat, yang akhirnya mengatakan bahwa kami ada di Jalur nomor 5!! Dengan sedikit kesal aku pun langsung memberitahu teman – teman untuk segera menuju jalur 5 dan naik kereta yang sudah menunggu sedari tadi.
Ketika di dalam kereta kami kembali dibuat kesal karena kami kembali harus menunggu kereta untuk berjalan, sehingga membuat teman – temanku terpaksa duduk di bawah karena tidak mendapatkan tempat duduk. Setelah sekitar 30 menit akhirnya kereta berjalan, dengan sedikit gambling dan menebak stasiun tempat kami turun.

Dengan yakin kamipun turun di stasiun dengan cat utama biru dan ternyata kami turun di stasiun yang tepat yaitu stasiun Tebet. Dan kami pun mulai berpisah satu sama lain untuk pulang ke rumah kami masing – masing. Dalam perjalanan pulang aku masih harus ke rumah temanku untuk mengambil motor yang aku titipkan di rumahnya, dengan perut yang lapar kami mampir sebentar di depan komplek rumah temanku untuk membeli makanan yang akan kami jadikan menu makan malam. Well sate pun kami pilih untuk menjadi menu makan malam kami, lalu kami bawa ke tempat temanku untuk di makan di rumahnya..

Setelah selesai makan, aku pun bersiap pulang dan mengakhiri hari panjang yang menyenangkan ini. Dan aku pun teringat dengan ucapan salah satu temanku “Tak peduli kemana kita pergi yang penting adalah dengan siapa kita pergi” ^^

2 komentar:

  1. Emang Bogor tuh banyak tujuan gunung nya, kalo mau cape dikit bisa tuh maen2 ke kawah ratu :p

    BalasHapus
  2. Kawah Ratu,wah seru tuh kyk'a..
    hahaha
    ad lg g k tmpat" seru bwt wisata gt..
    hehe..

    BalasHapus

HackingUniversity - Hacks • Pranks • Tricks • How-Tos.Get Falling Snow Effect